kesana kemari untukmu

Sebutlah PERMADANI Cinta?




Di tengah sunyi, ruang ini bernafas sepi,

Hingga permadani tiba, hadiah dari hati.

Ia terhampar, seluas mata memandang,

Menyelimuti lantai, dingin yang dulu malang.

Setiap corak, ukiran yang begitu rinci,

Apakah ini kisahnya, dari negeri yang jauh?

Cahaya lampu temaram, kini berpendar beda,

Memantul di benang emas, sulaman yang tiada dua.

Meja kayu di sudut, yang dulu hanya terpaku,

Seolah ikut berbisik, bertanya padaku,

"Siapakah dia, yang menyentuh ruang ini

dengan kehangatan dan keindahan yang sejati?"

Dinding bisu, lukisan lama yang lusuh,

Tiba-tiba punya cerita baru untuk diusung.

Mereka seakan hidup, bersahutan riang,

Dengan motif permadani yang begitu terang.

Apakah ini sebuah pengakuan tersembunyi,

Bahwa kau melihat keindahan di dalam diriku?

Di setiap serat, aku mencari sebuah nama,

Di setiap warna, ku coba membaca makna.

Tak sekadar barang, ini lebih dari itu,

Ini sebuah ruang, yang kau beri nafas baru.

Mengapa aku, yang menerima keajaiban ini?

Pertanyaan itu, kini jadi melodi di hati.

Ruang ini, kini bukan lagi diriku sendiri,

Ada jejakmu, yang terlukis dalam permadani.

Kagum, haru, senang, semua jadi satu,

Namun pertanyaanmu, jauh lebih banyak dari itu.

Apakah ini cara, untuk mengatakan

'Aku melihatmu', ataukah 'Kau pantas dihargai'?



MADANI: Itu baru sama ia menyela seperti juga kemarin ia perlakukan dengan baik memberi hiburan tidak mau ia ikutan sekedar ramaian apalagi membuang...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pengikut

Sebutlah PERMADANI Cinta?

Di tengah sunyi, ruang ini bernafas sepi, Hingga permadani tiba, hadiah dari hati. Ia terhampar, seluas mata memandang, Menyelimuti lantai, ...