Nyari
Minat Walau Diam
Dari pada nganggur…
Begitu jawab ringan
Terdengar dengan santainya
Saat menimbal jawab sapa yang mendekat
Tanpa harus hitung-hitungan memusing
Seluruh isi kepala sejadinya dibikin
Saat sedang bisa dikata tanpa kemana harus pergi melangkahkan
kaki keluar dari rumah atau dibilang kebanyakan orang hanya diam
Reka bicara tidak sepenting cara mereka yang berada bagi
khalayak atau yang sedang berada di panggung-panggung ternama serta disaksikan
banyak mata juga didengar banyak telinga apalagi dikerumunan para penggemar
yang juga kehausan sapa dan kehangatan senyum.
Meskipun tak sekontras keadaan harus dilukis dengan
banyaknya kata, diamnya ia tak mungkin ia pungkiri dengan kelit dan argument
yang membingungkan namun memilih ia memberi senyuman apa adanya sebagai cara
sapa yang dipilihnya.
Gagasan telah ia sadari tetap akan mengalirdengan
keadaannya saat itu yang walau diam dia di kata tak sedemikian pula ia merenda
banyak perkara seperti mengaitkan banyak benang-benang halus menjadi bentuk
penghias banyak sudut-sudut tempat agar memberi sentuhan pada mata dan rasa
pada siapa saja yang berlalu hingga merasukkan kebebasan cinta bagai angin
dingin yang semilir sejuk di tepi pantai datang bagi siapa saja yang tanpa
terhalang sentuhannya yang merdeka, semerdeka hati dan pikirannya.
Merdeka menyuarakan segala benih-benih tanda hidupnya
cinta yang diam punya cara dan waktu untuk mengeja dan mengerti hingga melayang
bagai menghilang bersama angin yang datang dan pergi entah kemana alam menuntunnya …
Tidak ada komentar:
Posting Komentar