kesana kemari untukmu

Teralis


biarkankan saja bayanganmu

dengungan ditelinga menegas keraguan

sekelebat sosok berlalu membayang teralis hingga ketirai

mengabar isi hati kemana hujan menetes pernah membasahi seberang taman


 


menanda jawab tatkala urung maksiat melepaskan selamat tinggal direlung rimbunnya semak

menjauh dari gelap mengingkar diri demi lolos dari lilit rayuan gombal yang meluncur

terus oleh bual orang buangan berwajah pahlawan kesiangan

berjalan ala petinggii dikelilingi banyak cecunguk yang seakan-akan sibuk melayani

oh....

omong kosong itu

hanya barisan besi-

berlalu lalang melalui lintasan yang diyakini tampak oleh khalayak

satu kata bertambah dalam cara ucap para penghuni menambah kisah

ya cantiklah itu kisah seumum dongeng saudagar bersepatu kebesarannya

Biar tak sanggup kukenal semua kata bagai tuan sang pemilik lidah penutur

ijin diawal bagai telah disematkan sang penguasa yang mendamba damainya ruang imagi tanpa lagi terusik oleh semunya kejailan jari-jari tanpa daging dan kulit melayang-layang di kegelapan ....... malam itu .....

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pengikut

Muter-Muter Sepulang Senam

Pagi-pagi sekali, saat cuaca sejuk dan segar Ingin rasanya meneruskan langkah sedikit jauh, mengingat beberapa waktu yang lalu seorang teman...