kesana kemari untukmu

“Hanya Isapan Jempol Belaka”




Keningmu berpola datar tanpa tanya sedikit pun

Saat itu, laksana hanya cibir dari caramu yang memilih cara memberi harga

Untuk sebuah sapa yang mencoba memasuki ruang logika pengertianmu menjadi alas

Hingga hari-hari berlalu ketidakpercayaan hanya menghitung sebuah obrolan kosong tanpa makna yang membosankan seperti bagimu tanpa memberi arti dan manfaat.

Fakta-fakta hanya sebuah cerita yang ditaburkan diruang-ruang umpat dan terus menumpuk menjadi tangga-tangga tanp pernah mengerti situasi lelah bibir itu telah gemetar meminta kepadamu seteguk air pelepas dahaga dan hanya terdengar tawa terkekeh kepuasan diri tanpa melanjut pandang pada niat yang pernah lantang kau suarakan. Semua bagimu semua hanya isapan jempol belaka seperti orang-orang bilang tentang omongkosong yang katanya tak perlu di ambil pikir.

Jajaran rumah-rumah beratap kemewahan dirangkul sebuah istilah penaung kesenjangan dipatrikan gengsi laksana menembok kisah masa lalu sudah tiada arti untuk belajar menempatkan diri agar ada diturunkan kearah kiri dan kanan padanya yang telah setia membawamu ke tempatmu itu, tempat dimana kamu berada dan selalu ditaburi sanjung dan kemewahan. Jemari ini mengalir dalam pintamu karena kau mengenal cara hatimu bicara dari kejauhan bahwa bertambahnya gundah yang sejalan dengan tenagamu yang yang seperti menyusut tanpa pernah ada kisah dapat dirunut, seperti badan binatang yang bermoncong dan berbuntut.

Jika kisah tentang mimpimu saat dipematang panjang bagai tak akan berakhir, pernah kau gambarkan luasnya hamparan padi bagai tanpa batas yang siap dipanen, hingga kau bandingkan dengan susutnya air-air pemasok yang akan kau tambahkan; masihkan ini isapan jempol bagimu ketika disana mereka berbeda nasip usai kau tinggalkan.

Tak harus bicara rela rangkaian data pembanding ini tak harus lagi kaubuktikan darimana bisa mengalir dan masih akan kau namai apalagi bagiku sudah tidak menjadi masalah. Tak cukup dua belas bulan merangkai hanya untuk mengerti sebuah fakta tanpa membanding-bandingkan caramu dulu dan kini, karena keadaan memang harus dimengerti yang terus berubah tanpa pernah kita mengerti.

Dari kiri ke kanan bukanlah sebuah kemerosotan juga bukan pula penambahan, ini hanya menjadi kesamaan arah menuju keseimbangan;

Saat perintah menambahkan yang pertama tidak berdampak apa-apa di sana karena dua angka itu telah memilih caranya disana melebur dalam pencacahan akhir maksudnya; Hingga pada ujung yang terakhir lajur itu tidakklah murni hancur menjauhi prosedur namun iam miliki keunggulan bentuk kekuatan dari kekurangannya.

Semuanya seperti kita yang telah berjarak dalam batas-batas hingga buah-buah itu tak pernah mengenali getah-getah yang dulu dijadikan peredam rasa sakit gigi kata mereka para penghuni asli lereng-lereng  bukit itu.

 

Blueskyon grepg disc.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pengikut

Muter-Muter Sepulang Senam

Pagi-pagi sekali, saat cuaca sejuk dan segar Ingin rasanya meneruskan langkah sedikit jauh, mengingat beberapa waktu yang lalu seorang teman...