Hanya Bayangan

Hanya Bayangan
Ini warna langit sore yang kelabu
Ini sepotong suara singgah sana yang menghilang
Tempat tangan-tangan perkasa bertaruh dengan otot-otot
Kekar dan kuat melambang utuhnya tuntunan kesaktian
Para penguasa menitah dari tahta kebesarannya
Bersambut dalam tunduk penuh hormat
Berkerut barisan kening
Mengartikan dengan aneka rupa wajah berubah
Semakin serius mengarahkan jurus-jurus mautnya
Menempa kedalaman pikir dan kemahiran mengarungi
jelajah rasa kedalaman jiwanya.

Akankah titah singgah sana melelahkan?
Jauh kibar diartikan dalam ruang jabaran
Luas jangkauan dan kepadatan isi pun tak menyisakan sela
Lepas dari amatan para penanda arti juga penanda arah
Persilangan Pikiran Sesaat menghentikan pandangan
Saling melonggarkan ruang pandang diantara dua keningnya
Dijatuhkan semua menuju pada suatu titik pusaran
Dimana semua terdiam mengenyam arah dan tautan
Sela dan hela nafas bukan rujukan dan hitungan
Untuk mendatangkan sebuah keputusan yang jauh dari kesadaran

Tak ingin satu wajah menampakkan
Keaslian dirinya yang telah kehabisan kata-kata
Juga tak ingin salah satu dari semuanya
Menjadi bagian yang layak tercampakkan
Inti yang serupa menghilang mampu dirasa semua
Walau tak ada kata terujar menamai pada intinya
Walau tak ada bertolak untuk intim dan kelekatannya
Penantian pada kerumunan yang rapi tertata aba-aba
Tetap tak mampu menggunakan mata telanjangnya
Menyapa kebesaran kehadiran yang penuh misteri
Menguji tanpa pernah dimengerti kapan berakhirnya
Semua tanya yang mengunjingkan dirinya untuk
Terus melangkah tanpa ragu bersamanya.

@I~~~n$mo~~t~~ion$u~~~R@



Tidak ada komentar:

Posting Komentar